Meriahnya Sidang Akhir Mahasiswa Trisakti School of Multimedia
Setelah bergelut dengan buku-buku kuliah, kertas-kertas ujian, dan rutinitas absensi kuliah, pekerjaan terakhir dan terpenting sebagai mahasiswa adalah sidang skripsi/Tugas Akhir. Menyelesaikan tugas terakhir ini memang gampang-gampang susah. Buat mereka yang sudah terbiasa belajar di rutinitas perkuliahan mungkin terasa mudah. Karena hanya menyampaikan ulang teori-teori yang sudah dipelajari semasa kuliah, dan disesuaikan dengan tema apa yang diangkat dalam skripsi yang sudah dibuat.
Buat mereka yang terbiasa belajar “SKS” (Sistem kebut Semalam), apalagi persiapan saat sidang skripsi belum matang, boleh dibilang di tugas terakhir inilah seluruh kemampuan mereka harus dikerahkan. Oleh karenanya, seringkali menjadi merasa berat melewati tugas terakhir ini. Bahkan kadangkala ada mahasiswa yang akhirnya mundur ditengah sidang skripsi. Buat membantu mahasiswa bisa menjalani sidang skripsi/thesis dengan tenang, Trisakti School of Multimedia berusaha menyediakan ruang sidang yang representatif untuk peneyelenggaraan sidang skripsi ini.
Seperti pelaksaan sidang skripsi di bulan Agustus 2018 kali ini, ruang sidang skripsi dibuat dengan desain untuk membuat lingkungan ruang sidang mendukung suasana sidang sehingga mahasiswa bisa mendapatkan suasana rileks dan tenang.
Setiap ruang sidang akan disiapkan panel yang digunakan untuk penempatan media-media pendukung skripsi mahasiswa. Mahasiswa juga dipersilahkan menempatkan pendukung lainnya, seperti X-Banner, payung, pin, dan manekin bagi mereka yang akan memasangkan kaos/t-shirt pendukung.
Dengan suasana ruang sidang yang tenang dan nyaman, mahasiswa bisa melakukan presentasi dengan jelas dan menjawab pertanyaan-pertanyaan penguji dengan landasan teori yang tepat. Dan pastinya membuat apa yang sudah dipelajari mudah diingat kembali.
Kemudian, untuk lebih menambah kesan rileks, sidang ujian pada umumnya menggunakan pakaian formal dan rapi, mahasiswa semester akhir Trisakti School of Multimedia ini dipersilahkan menggunakan seragam sesuai tema skripsinya. Ada yang menggunakan baju adat daerah, seragam profesional, sampai gaya-gaya seniman tulen.
Penggunaan seragam yang beragam ini, bukan hanya ingin menghilangkan stigma bahwa yang namanya sidang pasti berkaitan dengan baju formal. Tetapi seragam-seragan ini menyelaraskan dengan tema-tema skripsi yang diangkat sehingga secara psikologis akan tumbuh menyatu di jiwa para mahasiswa sidang.
So… gak tegang lagikan kalau mau sidang skrispi.